White Spot Syndrome Virus (Wssv)

White Spot Syndrome Virus (Wssv)

Penyebab

Genus Whispovirus,Famili Nimaviridae


Biologi-Ekologi Patogen

  1. WSSV mulai dikenal tahun 1992 di Asia, dan tahun 1999 di Amerika Latin.
  2. Merupakan virus yang memiliki genom double-stranded DNA (dsDNA) yang sangat berbahaya dan dapat menginfeksi udang terutama windu (Penaeus monodon) serta krustase lain.
  3. Infeksi virus ini memiliki tingkat kematian mencapai 100?lam waktu 3 - 19 hari post infeksi.
  4. Penularan penyakit terjadi hanya melalui perantara karier (pembawa bibit penyakit) berupa udang liar, kepiting, rajungan dan benih udang windu yang ditebar sudah terkontaminasi di pembenihan.



Gejala Klinis

  1. Pada fase akut akan muncul bintik - bintik putih berdiameter 0,5 - 2 mm pada lapisan dalam eksoskeleton dan epidermis.
  2. Gejala lainnya berupa lethargi
  3. Tidak mau makan
  4. Tubuh lemah
  5. Berenang ke permukaan dan terjadi diskolorasi kemerahan pada tubuh.

Udang yang terinfeksi White Spot Syndrome Virus


Diagnosa

  1. Isolasi virus
  2. Identifikasi dengan teknik PCR (Polymerase Chain Reaction)


Pengendalian

  1. Hingga saat ini penanganan terhadap penyakit secara langsung dalam menangani infeksi WSSV belum ada obatnya karena sistem imun udang yang tidak terorgnisir.
  2. Namun upaya pencegahan dapat dilakukan dengan cara menurunkan tingkat stress dan menghindari terbentuknya luka pada kutikula.
  3. Cara lainnya adalah dengan menurunkan suhu air dalam kolam, karena sintesis protein virus dipengaruhi oleh sushu, pengaturan kualitas air, pengendalian vektor dan karier, serta klorinasi air 30 ppm