Early Mortality Syndrome (Ems)

Early Mortality Syndrome (Ems)

Penyebab

Belum diketahui secara pasti, beberapa kemungkinan penyebab toksin, bakteri, bakteriofag dan virus.


Biologi-Ekologi Patogen

  1. EMS merupakan penyakit baru pada udang windu dan vannamei yang juga dikenal sebagai acute hepatopancreatic necrosis syndrome (AHPNS).
  2. Pada EMS sindrom kematian terjadi pada awal masa pemeliharaan (20 - 30 hari), sedangkan AHPNS mengacu pada jenis kerusakan jaringan yang ditimbulkan oleh penyakit ini yaitu nekrosa akut pada organ hepatopankreas (HP).
  3. Wabah EMS ini sering terjadi pada tambak yang sudah berumur lebih dari lima tahun dan menggunakan air laut dengan salinitas tinggi (20 ppt).


Gejala Klinis

  1. Hepatopankreas berwarna pucat keputih - putihan dan timbul bintik atau strip hitam
  2. Ukuran hepatopankreas mengecil/ mengkerut
  3. Struktur hepatopankreas tidak mudah hancur/ kenyal dan sulit pecah bila dijepit dua jari
  4. Cangkang lunak dan usus kosong
  5. Terjadinya kematian massal 40 - 100?lam empat hari


Udang yang terinfeksi Virus Early Mortality Syndrome (EMS)



Pengendalian

  1. Pencegahan terhadap EMS dapat dilakukan dengan cara :Mempersiapkan lahan yang baik (plastikisasi tambak, desinfeksi air tandon)
  2. Penggunaan benur SPF (PL-10) padat tebar <100>
  3. Penggunaan air bersalinitas rendah <20>
  4. Kontrol pH pada 8 +- 0,2
  5. Alkalinitas 100 ppm
  6. DO minimum 4 ppm
  7. Manajemen penggunaan pakan dan imunostimulan, serta berhati - hati dalam penggunaan probiotik.


Penanganan

  1. Desinfeksi air tambak dengan klorin 200 ppm selama satu hari
  2. Penerapan biosekuriti yang baik
  3. Melakukan panen parsial dan pemusnahan pada udang yang terinfeksi
  4. Simpan sampel udang yang masih hidup dalam alkohol 95% atau larutan davidson selama satu hari lalu pindahkan ke dalam alkohol 50% kemudian laporkan kepada petugas PHPI terdekat.